Senin, 28 Maret 2016

Kesehatan gigi

Anak keduaku, Yasmin, giginya rapuh sekali. Pertama kalinya giginya tiba-tiba patah karena kepentok body motor, waktu itu umurnya 1,5 tahun. Saya agak kaget, karena sepengamatanku kepentoknya tidak terlalu keras sebenarnya tapi kok giginya bisa sampai patah. Serapuh itukah giginya ?? Aku mulai merasa galau dengan kenyataan itu, kuatir kalau berlanjut kerusakannya dikarenakan kerapuhannya. Selanjutnya giginya sempat patah lagi dua hingga tiga kali, selain itu giginya juga sepertinya terkikis meski tidak patah hingga akhirnya habis sendiri.. Ini sebuah penyakit atau apa yaa ?? Saat ini umurnya Yasmin sudah 3 tahun, ketika artikel ini saya tulis. Dan kondisi giginya bagian depan atas bawah, sudah habis sama sekali. Lalu gigi belakangnya bbrp ada yg terkikis, selain itu giginya agak kecoklatan. Repotnya lagi, anak ini sensitif sekali dengan giginya. Jadi ketika akan disikat, bahkan hanya disentuh sekalipun sudah mengamuk tidak karuan. Yang membuatku kadang sedih kalau teringat dengan giginya, karena kondisi giginya itu membuat makannya terganggu entah mungkin karena giginya tidak sempurna sehingga agak menyulitkannya saat mengunyah atau bisa saja giginya sakit sehingga tidak bisa digunakan mengunyah. Kesehatan gigi dan mulut pada anak sebenarnya sangatlah penting. Mulut bukan hanya sebagai gerbang masuknya makanan dan minuman, namun kesehatan mulut merupakan upaya dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Hal itu pun yang saya pahami sebagai orang tua. Namun melihat reaksi yasmin yang berlebihan setiap saya hendak memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut, membuatku urung meneruskannya. Padahal peran orangtua sebenarnya sangatlah penting karena dalam hal ini orangtualah yang sebaiknya membimbing dan menyediakan fasilitas kepada anak dalam upayanya menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.